Setelah 2 tahun, tak terasa usai sudah kontrak kerja sebagai TPL IKM Sumbawa.  Suatu pengalaman berharga yang telah mengisi salah satu bagian dari hidup saya. Senang, sedih, pahit, manisnya tentu tak akan pernah terlupakan. Dua tahun pengalaman kerja yang penuh warna, 2011-2012. Mungkin tak pandai bagi saya merangkai kata tapi biarlah perjalanan ini saya torehkan dalam sebuah goresan catatan sederhana. Bersama rekan-rekan se Indonesia, menjalani profesi yang sama. Kini kebersamaan dalam satu profesi itu telah berakhir bagi angkatan pertama dan untuk segala yang telah dilalui itu saya ingin menyampaikan terimakasih kepada semua. Baca selengkapnya...


“Di mana sekolahnya, Dik?” demikian biasanya orang bertanya karena ‘face’ saya masih anak2, he^^
“Oh, sudah kerja.. Jadi TPL IKM”
Kemudian mereka bertanya-tanya “Apa itu TPL IKM???”

Merupakan kependekan dari Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah. Masyarakat mungkin lebih familiar dengan TPL dari Dinas Pertanian dan umumnya mereka baru mengetahui kalau perindustrian juga ada TPL-nya.

Sebenarnya Fungsional Penyuluh di Perindustrian memang sudah ada, tetapi Program Beasiswa D3 TPL IKM dari Kementerian Perindustrian baru dirintis pada tahun 2007. Angkatan pertama lulus dan diwisuda pada tahun 2010. Kemudian pada bulan Januari 2011 dilakukan penandatanganan kontrak kerja oleh hampir 500 orang TPL se nusantara. Pelaksanaannya di Hotel Sahid, Jakarta.

Penandatanganan Kontrak Kerja TPL Angkatan 2007

Setelah kembali lagi ke daerah, TPL pun melaksanakan tugasnya.. Silaturahmi ke perusahaan/sentra binaan dilakukan. Tentu saja dengan berbagai tahapan yang panjang, kalau sesuai pengalaman saya sebagai berikut
1. Perkenalan kepada Industri
Langkah awal ini menjadi bagian yang cukup penting. Tampilan citra positif dan jalinan hubungan baik dengan pengusaha sangat dibutuhkan untuk memudahkan tahapan berikutnya.
2. Pendataan Umum dan Diagnosa Permasalahan Industri
Pada tahapan ini seperti menjadi wartawan atau petugas sensus, TPL ingin tahu banyak hal dan menggali informasi dari IKM. Terkadang juga sebagai tempat curhat para pengusaha atas segudang permasalahan yang ada.
3. Membuat Rencana Kerja Pemecahan Masalah
Dalam merencanakan pemecahan masalah, sebagai pemula tentu masih banyak hal yang tidak diketahui, apa yang semestinya dilakukan? Background ilmu semasa kuliah hanya sebagai pondasi, tetapi berbagai tanda tanya di luar sana harus kita sendiri yang mencari jawabannya. Sebenarnya semua itu hanya masalah pengalaman dan jam terbang. Oleh karenanya, senantiasa banyak bertanya, berdiskusi, serta meminta masukan dari rekan-rekan senior di kantor sangat diperlukan. Baiknya bagaimana, begini atau begitu? Ask to Mbah Google saya rasa juga cukup membantu.
4. Pelaksanaan Penyuluhan atau Tahap Pemecahan Masalah
Tahap ini berdasarkan alur perencanaan yang telah dilakukan. Pelaksanaannya bisa dengan fasilitasi, menyampaikan informasi, memberikan saran/masukan, motivasi, dll. Kalau ada masalah yang rumit atau tidak bisa dihandle sendiri bisa disampaikan lagi ke dinas dan berbagai institusi terkait, siapa tahu itu bisa dipecahkan dengan berbagai program-program yang membutuhkan andil pendanaan dan peran pengambil kebijakan. Intinya seperti motto Liverpool “You’ll never walk alone”

Setelah dua tahun ini berjalan, saya juga menyadari bahwa dalam pelaksanakan tugas TPL ini tidak sempurna, masih banyak kekurangan di mana-mana. Tetapi semangat untuk bisa bermanfaat melalui peran tersebut tetap terus ada. Terngiang pesan seorang dosen dahulu, bahwa di setiap kunjungan lapangan, usahakan ada masukan yang kita sampaikan.  Walaupun itu hal-hal kecil atau sederhana, tetapi toh dapat memberikan kemajuan bagi usaha mereka.

 Sepanjang pelaksanaan penyuluhan, masukan TPL itu ada yang diterima, terkadang juga tidak mereka laksanakan, biasanya karena hambatan biaya, kesibukan, dan alasan lainnya. Memang, merubah pola dan kebiasaan itu tidak mudah. Kalo diibaratkan seperti menasehati seseorang untuk berhenti merokok.. Anda tahu itu tidak mudah. Kemudian muncullah pendapat, ya disitulah TPL berperan. Rasanya beban TPL itu menjadi cukup berat ya. Memecahkan masalah yang IKMnya sendiri malas berubah. But just believe, that everything gonna be ok.. Di balik kesulitan selalu ada kemudahan. Tidak semuanya gagal, selalu ada keberhasilan di balik usaha dan kerja keras yang telah TPL lakukan.

Oh, ya.. dan mengutip perkataan senior di kantor, sebenarnya tanpa disadari dengan semakin seringnya kunjungan TPL ke lapangan itu mampu memberikan motivasi, pencerahan, wawasan, dan membuka pikiran pemilik industri entah bagaimana caranya sehingga mereka mau terus maju dan berkembang.  Walau terkesan lebay, tetapi bukankah peran TPL itu luar biasa?? Karena ada TPL, industri binaan menjadi merasa lebih diperhatikan, dan dari situlah mereka dapat berpendapat kalau sebenarnya pemerintah itu ada. Pemerintah siap membantu industrialisasi, terlebih industri kecil dan menengah yang digadang-gadang  sangat berperan memajukan perekonomian, menyerap banyak tenaga kerja dan tahan banting dari sejarah krisis moneter.

Tidak hanya dari sisi IKM, para TPL pun bisa memperoleh banyak manfaat dengan kunjungan yang dilakukan kepada para pengusaha. Belajar dari pengalaman mereka, bagaimana semangat dan giatnya dalam menjalankan bisnis, kiat-kiat, dan menyerap segala informasi bisnis. Itu menjadi suatu stimulan dan bekal bagi TPL sehingga mampu membuka usahanya sendiri, seperti yang menjadi harapan Kementerian Perindustrian. So, terimakasih kepada para pengusaha atas ilmu dan penerimaan yang hangat selama ini... Terimakasih banyak.

Para Pengusaha di Sentra/Perusahaan Binaan

Menjadi seorang TPL juga memberikan segudang pengalaman baru bagi saya. Karena menjadi TPL, saya merasakan gaji pertama. Waktu kuliah dulu juga digaji, tapi tentu berbeda. Itu uang saku bulanan karena TPL menuntut ilmu dalam fase program beasiswa, tetapi ini adalah penghasilan yang diperoleh karena hasil jerih payah bekerja. Melalui pengalaman tersebut saya pun menyadari bagaimana rasanya mencari nafkah, tidak pernah mudah..

Karena menjadi TPL yang pekerjaannya lebih banyak di lapangan akhirnya membuat saya belajar dan lalu bisa mengendarai motor. Apalagi motornya hasil gaji sendiri. Rasanya menyenangkan dan tidak lagi membebani orang tua untuk antar jemput, bisa lincah ke sana ke sini sendiri.

Karena menjadi TPL saya juga bisa mengunjungi daerah-daerah yang sebelumnya saya belum tahu nama apalagi di mana tempatnya. Awalnya terasa jauh, tetapi karena semakin sering ke sana jadi terasa dekat. Menikmati perjalanan sambil melihat pemandangan sekitar juga menjadi suatu sensasi tersendiri. Menikmati keindahan pepohonan, pantai, bukit, sawah, sabana, stepa, hewan-hewan seperti kuda, kerbau, sapi, atau kambing yang kadang menyeberang lalu lalang di jalan. Sementara jalanan yang dilalui juga tidak selalu mulus, kadang curam, berbatu, berlubang, dan berlumpur. Cuaca pun kadang tidak mendukung, bisa panas atau hujan. Oleh karena itu persiapan sebelum berkendara itu penting, baik dari motornya yang prima, kondisi diri yang fit, bekal minuman/makanan, memakai lotion dan sunblock (karena Sumbawa panas), membawa mantol waktu musim hujan serta membawa uang lebih untuk antisipasi di jalan. Dan yang terpenting kalau saya biasanya selalu berdoa sebelum dan berzikir sepanjang perjalanan, biar terlindungi dan selamat. Sedangkan untuk prepare ke IKM, membawa alat tulis, kamera, dan tentu saja persiapan materi apa yang ingin disampaikan. Ada kebahagiaan tersendiri begitu pulang dari IKM, selain sudah plong karena telah menjalankan tugas, juga terkadang ada oleh-oleh untuk dibawa pulang (umumnya demikian kalau dari IKM Pangan) ^_^

Berkendara sambil menikmati alam sekitar
Kalau ini bukan zebra cross, what about horse cross?
Hmm.. jalanan tak selalu mulus,  be carefull !


Karena menjadi TPL saya juga bisa mengenal dunia kantor dan birokrasi. Di kantor jadi junior karena rekan-rekan pasti sudah lebih berumur dan sudah saya anggap seperti orang tua saya. Kalau ada kegiatan kantor ikut juga berpartisipasi, seperti berbagai kegiatan pelatihan industri. Selain ikut membantu, toh bisa ikut belajar dan menambah pengetahuan.

Karena menjadi TPL, rasanya saya jadi lebih fasih dalam bidang administrasi, seperti surat menyurat dan pelaporan. Bagaimana tidak, setiap bulan selalu ada laporan rutin, juga laporan triwulan, semester, dan tahunan, plus rangkapnya. Karena itu teman-teman menyebut TPL juga sebagai Tenaga Pembuat Laporan. Hehe, memang benar juga ya!

Laporan oh Laporan..


Selain hal-hal di atas, kesan sebagai TPL masih banyak lagi, karena menjadi TPL saya memperoleh berbagai pengalaman yang penuh warna dan tak terlupakan.

Demikian dua tahun kinerja ini akhirnya berlalu, 1 Januari 2011 – 31 Desember 2012. Bagi saya dan semua TPL IKM Angkatan Pertama. Semoga program TPL IKM ini bisa terus ada guna memajukan dan mengembangkan industri di berbagai pelosok nusantara. Terimakasih kepada Allah SWT, Pihak Kementerian Perindustrian RI, Disperindag Provinsi NTB, Diskoperindag Kab. Sumbawa, Almamater AKA Bogor, Sentra/Perusahaan Binaan, dukungan keluarga dan seluruh pihak yang telah berperan dan membantu saya. Mohon maaf atas segala khilaf dan kekurangan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
Ok, kini waktunya memulai fase kehidupan yang baru. Akan menjadi apa selanjutnya setelah TPL IKM? Saya pun bertanya-tanya. I have my own dreams and targets. Dapatkah akan sesuai perkiraan atau tidak? Karena biarlah manusia berusaha tetapi bukankah Allah selalu penentu terbaik bagi umatnya. Seperti menjadi  seorang TPL IKM, hal tak terduga yang telah terjadi dalam hidup saya.


Akhir kata, Terimakasih dan Salam Sukses untuk Kita Semua


0 komentar:

Posting Komentar