picture source : thedailygreen.com |
a. Pengertian BTP
1. Bahan
yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya merupakan ingredien
khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja
ditambahkan ke dalam makanan untuk maksud teknologi (termasuk organoleptik),
pada pembuatan, pengolahan, penyediaan, perlakuan, pengemasan,
pembungkusan, penyimpanan atau
pengangkutan makanan untuk menghasilkan (langsung atau tidak langsung) komponen
yang mempengaruhi sifat khas makanan (Permenkes No. 722/Men.Kes/Per/IX/1988)
2. Bahan
atau campuran bahan di luar bahan makanannya sendiri yang terdapat dalam
makanan sebagai hasil proses produksi, pengolahan, penyimpanan dan pengemasan
(Food Protection Committee dari Food and Nutrition Board, National Academy of
Science-National Research Council (NAS/NRC)
b. Tujuan Penggunaan BTP
1.
Mempertahankan
nilai gizi
Penambahan
anti oksidan pada bahan yang mengandung vitamin A supaya tidak rusak oleh
panas/cahaya
2.
Memperbaiki
masa simpan
Penambahan
bahan pengawet
3.
Memperbaiki
penampilan
Penambahan
bahan pewarna, bahan penstabil
4.
Untuk
makanan orang-orang tertentu
Penambahan
pemanis buatan pada makanan diet dan bagi orang-orang yang sakit gula
c. Penggolongan BTP
-
Berdasarkan Cara Penambahan
1.
BTM
yang tidak sengaja masuk ke dalam makanan
Contoh
: pestisida, insektisida, pupuk
2.
BTM
yang sengaja ditambahkan dalam makanan
Contoh
: antioksidan, pengawet, pewarna, pengental
-
Berdasarkan Asal Bahan
1.
Bahan
alami
Diperoleh
dari hasil ekstraksi bahan-bahan alami
Contoh:
Khloropil daun (sebagai pewarna), molase (sebagai pemanis), pandan (pemberi
aroma)
2.
Bahan
identik alami
Terbuat
dari bahan sintetis tetapi struktur kimianya identik dengan bahan alami
Contoh:
pewarna yang berasal dari karotenoid murni yaitu Santoxantin (merah),
Apokarotin (merah orange), dan beta karotin (kuning)
3.
Bahan
sintetis
Biasanya
merupakan hasil sintesis secara kimia
Contoh:
Sakarin dan siklamat yang fungsinya sebagai pemanis
d. Jenis dan Ragam BTP
Sesuai
dengan peraturan dari Departemen Kesehatan No. 722/MENKES/PER/IX/88, yang
termasuk dalam bahan tambahan makanan yang diijinkan sebagai berikut
1. Anti
Oksidan
adalah
BTM yang dapat mencegah atau menghambat proses oksidasi
Bahan
Tambahan Makanan
|
Jenis
Makanan
|
Batas
Maks. Penggunaan
(mg/kg)
|
1.
Asam Askorbat
|
Daging olahan
Ikan beku
Buah kalengan
Jam, Jelly, dan
marmalad
Pekatan sari buah
|
500
400
700
500
400
|
2.
Asam eritorbat
|
Daging olahan
Ikan beku
Saus apel
kalengan
|
500
400
150
|
3.
BHA (Butil Hidroksianisol)
|
Lemak dan minyak
makan
Margarine
Mentega
Ikan beku
Ikan asin
|
200
100
200
1000
200
|
2. Anti
Kempal
adalah
bahan makanan yang dapat mencegah mengempal atau menggumpalnya makanan yang
berupa serbuk, tepung, atau butiran
Bahan
Tambahan Makanan
|
Jenis
Makanan
|
Batas
Maks. Penggunaan
(g/kg)
|
1.
Aluminium Silikat
|
Susu bubuk
Krim bubuk
|
1
1
|
2.
Kalsium Aluminium Silikat
|
Garam meja
Serbuk gram
dengan rempah atau bumbu merica
Dekstrosa
bubuk/gula bubuk
|
10
20
15
|
3.
Kalsium Silikat
|
Susu bubuk
Krim bubuk
|
10
1
|
3. Pengatur
Keasaman
adalah
bahan tambahan makanan yang dapat mengasamkan, menetralkan dan mempertahankan
derajat keasaman bahan makanan. Selain itu juga berfungsi sebagai penegas rasa,
warna, dan pengawet.
Bahan
Tambahan Makanan
|
Jenis
Makanan
|
Batas
Maks. Penggunaan
|
1.
Asam Malat
|
Jam, jeli,
marmalad
Minuman ringan
Pasta tomat
|
Secukupnya
hingga pH 2,8-3,5
34
g/L
Secukupnya
hingga pH tdk lebih dari 4,3
|
2.
Asam Sitrat
|
Pasta tomat
Jam, jeli, marmalad
|
Secukupnya
hingga pH tdk lebih dari 4,3
Secukupnya
hingga pH tdk lebih dari 2,8-3,5
|
3.
Kalsium Asetat
|
Kasein
Bir
|
Secukupnya
Secukupnya
|
4.
Asam Laktat
|
Makanan bayi
kalengan
Jam, jeli,
marmalad
|
2
g/kg
Secukupnya
hingga pH 2,8-3,5
|
4. Pemanis
BTM
yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan, yang tidak atau hampir tidak
mempunyai nilai gizi
Bahan
Tambahan Makanan
|
Jenis
Makanan
|
Batas
Maks. Penggunaan
(mg/kg)
|
1.
Sakarin
|
Permen karet
Saus
Jam dan jeli
Minuman ringan
|
60
300
200
300
|
2.
Siklamat
|
Permen karet
Saus
Jam dan jeli
Minuman ringan
|
500
3
g/kg
2
g/kg
3
g/kg
|
3.
Sorbitol
|
Kismis
Jam, jeli, dan
roti
Makanan lain
|
5
g/kg
300
120
|
Sesuai
dengan peraturan Badan POM yang baru (HK. 00.05.5.1.4547) tanggal 21 Oktober
2004, terdapat 13 macam pemanis buatan
Jenis
|
Kemanisan
dan Kalori
|
ADI
(mg/kg berat badan)
|
Penggunaan
|
1. Alitam
|
2000
x sukrosa
Kalori
1,4 kkal/gr
|
0,34
mg/kg
|
Susu,
buah olahan, roti, saos
|
2. Acesulfam
K.
|
200
x sukrosa
Tidak
ada kalori
|
15
mg/kg
|
Susu,
es krim, buah olahan, permen, daging
|
3. Aspartam
|
60-220
x sukrosa
Kalori
0,4 kkal/gr
|
50
mg/kg
|
Susu,
es krim, jus, saos, minuman diet
|
4. Isomalt
|
0,45-0,65
x sukrosa
Kalori 2 kkal/gr
|
Termasuk
dalam GRAS
|
Buah
segar, pasta/mie, diet khusus
|
5. Lakitol
|
0,3-0,4
x sukrosa
Kalori
2 kkal/gr
|
Termasuk
dalam GRAS
|
Pasta/mie,
ikan/daging, diet khusus
|
6. Maltitol
|
0,9
x sukrosa
Kalori
2,1 kkal/gr
|
Termasuk
dalam GRAS
|
Pasta/mie,
formula bayi/ diet khusus
|
7. Manitol
|
0,5-0,7
x sukrosa
Kalori
1,4 kkal/gr
|
Termasuk
dalam GRAS
|
Mentega,
pasta/mie, ikan, diet khusus
|
8. Neotam
|
7000-13000
x sukrosa
Tidak
berkalori
|
0,2
mg/kg berat badan
|
|
9. Sakarin
|
300-500 x sukrosa
Tidak
ada kalori
|
5
mg/kg berat badan
|
Susu,
es krim, buah olahan, permen karet, kue, minuman
|
10. Siklamat
|
30
x sukrosa
Tidak
ada kalori
|
0-11
mg/kg berat badan
|
Susu
fermentasi, es krim, permen karet, minuman/jus, makanan diet
|
11. Silitol
|
Sama
dengan sukrosa
Kalori
2,4 kkal/gr
|
Termasuk
dalam GRAS
|
Susu
fermentasi, buah segar, ikan olahan, bumbu, formula bayi
|
12. Sorbitol
|
0,5-0,7
x sukrosa
Kalori
2,6 kkal/gr
|
Termasuk
dalam GRAS
|
Susu
fermentasi, mentega, buah segar / olahan, pasta / mi, daging/ikan, diet
khusus
|
13. Sukralosa
|
600
x sukrosa
Tidak
ada kalori
|
0-15
mg/kg berat badan
|
Susu
fermentasi, es krim, buah/sayur olahan, permen, kue, jus
|
Keterangan:
ADI=Acceptable
Daily Intake atau Asupan Harian yang dapat diterima, adalah jumlah maksimum
pemanis buatan dalam mg/kg berat badan yang dapat dikonsumsi setiap hari selama
hidup tanpa menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan.
5. Pemutih
dan Pematang Tepung
adalah
Bahan Tambahan Makanan yang dapat mempercepat proses pemutihan dan atau
pematangan tepung, sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan
Bahan
Tambahan Makanan
|
Jenis
Makanan
|
Batas
Maks. Penggunaan
(mg/kg)
|
1. Asam
askorbat
|
Tepung
|
200
|
2. Azodikarbonamida
|
Tepung
|
45
|
3. Natrium
Stearil Fumarat
|
Roti dan
sejenisnya
|
5
|
6. Pengemulsi,
Pemantap dan Pengental
adalah
Bahan Tambahan Makanan yang dapat membantu terbentuknya atau memantapkan sistem
dispersi yang homogen pada makanan
Bahan
Tambahan Makanan
|
Jenis
Makanan
|
Batas
Maks. Penggunaan
|
1. Agar
|
Es krim
Kaldu
Sarden dan ikan
sejenis sarden kaleng
|
10
g/kg
Secukupnya
20
g/kg
|
2. Gom
Arab
|
Es krim dan
sejenisnya
Minuman ringan
Yoghurt beraroma
|
10
g/kg
500
mg/kg
5
g/kg
|
3. Pektin
|
Es krim dan
sejenisnya
Yoghurt beraroma
Minuman ringan
Jam dan jeli,
marmalad
|
10
g/kg
10
g/kg
500
mg/kg
5
g/kg
|
4. Amonium
Alginat
|
Es krim
Yoghurt
Keju
|
10
g/kg
5
g/kg
5
g/kg
|
7. Pengawet
adalah
Bahan Tambahan Makanan yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi,
pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh
mikroorganisme
Bahan
Tambahan Makanan
|
Jenis
Makanan
|
Batas
Maks. Penggunaan
|
1. Asam
Benzoat
|
Kecap
Minuman ringan
Saus tomat
|
600
mg/kg
600
mg/kg
1
g/kg
|
2. Asam
Propionat
|
Sediaan keju
olahan
Roti
|
3
g/kg
2
g/kg
|
3. Kalsium
Sorbat
|
Pekatan sari
nanas
Margarin
|
1
g/kg
1
g/kg
|
4. Kalium
Sorbat
|
Keju
Jam dan jeli
Margarin
|
1
g/kg
1
g/kg
1
g/kg
|
8. Pengeras
adalah
Bahan Tambahan Makanan yang berfungsi sebagai bahan perenyah dan dapat
memperkeras atau mencegah melunaknya makanan
Bahan
Tambahan Makanan
|
Jenis
Makanan
|
Batas
Maks. Penggunaan
|
1. Kalsium
Klorida
|
Sayur kalengan
Apel kalengan
Jam dan jeli
|
260
mg/kg
200
mg/kg
|
2. Kalsium
glukonat
|
Buah kalengan
Tomat kalengan
Acar ketimun
dalam botol
|
350
mg/kg
450
mg/kg
250
mg/kg
|
3. Kalsium
sitrat
|
Apel kalengan,
sayur kalengan
|
260
mg/kg
|
9. Pewarna
Adalah
Bahan Tambahan Makanan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan
a.
Pewarna
alami (dari tumbuhan, hewan atau dari sumber mineral)
Karotenoid
(merah, kuning, dan oranye)
Kurkumin
(dari tanaman kunyit)
Klorofil
(hijau)
b.
Pewarna
yang identik dengan alami (dihasilkan dengan cara sintesa kimia bukan cara
ekstraksi)
Santoxantin
(merah)
Beta
karoten (kuning orange)
c.
Pewarna
sintetik
Dyes
(mudah larut dalam air dan tidak dapat larut dalam pelarut organik)
Lakes
(tidak larut dalam air, alkohol maupun
minyak)
Pewarna
yang Diijinkan sebagai berikut
Bahan
Tambahan Makanan
|
Jenis
Makanan
|
Batas
Maks. Penggunaan
|
Pewarna
Alami
|
||
1.
Kuning
-Anato
(Cl.75120)
-Beta
Apo-8 karotena
|
Es krim
Keju
Lemak minyak
Es krim
Jam jeli
Minyak lemak
|
100
mg/kg
600
mg/kg
Secukupnya
100
mg/kg
200
mg/kg
secukupnya
|
2.
Cokelat
-Karamel
|
Yoghurt beraroma
Minuman ringan
Jam dan jeli,
marmalad
|
200
mg/kg
300
mg/kg
150
mg/kg
|
3.
Hijau
-Khlorofil
(Cl.75100)
|
Jam dan jeli
|
200
mg/kg
|
4.
Putih
-Titanium
Dioksida (77841)
|
Kembang gula
|
secukupnya
|
Pewarna
Sintetik
|
||
1. Biru
-Brilliant
Blue (Cl. 2028)
|
Es krim
Acar ketimun
Jam dan jeli,
marmalad
|
100
mg/kg
200
mg/kg
300
mg/kg
|
2. Kuning
-Sunset
yellow FCF (Cl.15985)
|
Es krim
Yoghurt
Jam jeli marmalad
|
100
mg/kg
12
mg/kg
200
mg/kg
|
3. Merah
-Eritrosin
(Cl. 45430)
|
Es krim
Jam jeli
|
100
mg/kg
200
mg/kg
|
4. Cokelat
-Cokelat
HT (Cl. 20285)
|
Minuman dan
Makanan cair
Makanan lain
|
70
mg/kg
300
mg/kg
|
5. Hijau
-Fast
Green FCF (Cl. 42053)
|
Es krim, Marmalad
Jam jeli
|
100
mg/kg
200
mg/kg
|
10. Penyedap
Rasa dan Aroma serta Penguat Rasa
adalah
Bahan Tambahan Makanan yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa
dan aroma
-
Penyedap
rasa dan aroma alami (rempah-rempah, minyak atsiri)
-
Penyedap
rasa dan aroma sintetik (Benzaldehida, Etil Butirat, Vanilin)
-
Penguat
rasa : Asam guanilat, Asam L-glutamat
11. Sekuestran
adalah
Bahan Tambahan Makanan yang dapat mengikat ion logam yang ada dalam makanan,
sehingga memperbaiki atau memberi warna, cita rasa dan tekstur pada makanan
Bahan
Tambahan Makanan
|
Jenis
Makanan
|
Batas
Maks. Penggunaan
|
1. Asam
Fosfat
|
Kepiting kalengan
Lemak dan minyak
makan, minyak kacang, minyak kelapa, dan lainnya
|
5
g/kg
100
mg/kg
|
2. Dikalium
Fosfat
|
Daging
olahan/awetan
Kaldu
|
3
g/kg
1
g/kg
|
3. Dinatrium
Difosfat
|
Lihat Dikalium
Fosfat
Potongan kentang
goreng beku
|
Lihat
Dikalium Fosfat
100
mg/kg
|
“Miscellaneous Additive” (Bukan
Golongan BTM)
-
Enzim
Berasal
dari mikroba, tanaman dan hewan digunakan dalam pengolahan makanan secara
fermentasi ( enzim rennet untuk pembuatan keju)
-
Penambah Gizi
Bahan
tambahan berupa vitamin, mineral untuk memperbaiki nilai gizi (penambahan vitamin
pada susu bubuk, Yodisasi garam)
-
Humektan
Dimaksudkan
untuk menyerap lembab sehingga dapat mempertahankan kadar air dalam makanan
(contoh: gliserol pada keju, es krim)
-
Bahan Penjernih
Digunakan
untuk menjernihkan minuman, sari buah atau minyak (bentonit untuk penjernihan
anggur)
e. Bahan Tambahan Makanan yang Dilarang Digunakan dalam Makanan
1. Asam
Borat (Boraks)
Biasanya
boraks digunakan pada pembuatan bakso, kerupuk, mie basah dan pengawet ikan
atau ayam. Pada dasarnya boraks digunakan untuk pembuatan gelas, pengawet kayu,
dan pembasmi kecoa. Dalam air, boraks akan terurai menjadi natrium hidroksida
dan asam boraks. Boraks dilarang digunakan pada makanan karena berakibat pada
kerusakan usus, otak, ginjal, dan hati.
2. Asam
Salisilat
Asam
salisilat sering disebut aspirin, dalam pengobatan digunakan sebagai analgetik
dan anti inflamasi. Pada mulanya, asam salisilat digunakan untuk mencegah jamur
pada buah di pabrik cuka, tetapi pada akhirnya pemerintah Amerika melarang
karena mempunyai efek tidak baik bagi kesehatan. Bila masuk ke dalam tubuh
menyebabkan pengerasan dinding pembuluh darah dan kanker saluran pencernaan.
3. Dietilpirokarbonat
(DEPC)
DEPC
pada mulanya digunakan sebagai pencegah peragian pada pembuatan minuman
beralkohol dan minuman ringan. Juga sering digunakan pada pengawetan susu, sari
jeruk dan minuman buah-buahan. Tetapi ternyata DEPC termasuk dalam bahan kimia
karsinogenik.
4. Dulsin
Dulsin
adalah pemanis buatan yang memiliki rasa manis 250 kali gula tebu. Beberapa
tahun digunakan ternyata dulsin mengakibatkan sifat karsinogenik pada hewan
percobaan
5. Kalium
Klorat
Kalium
klorat biasanya digunakan sebagai pemutih, bahan peledak dan pembuat korek api.
Penggunaan pada makanan dilarang sejak 1988 karena menyebabkan nyeri perut,
kerusakan ginjal dan hati.
6. Kloramfenikol
Kloramfenikol
disebut juga chloromycetin adalah antibiotik. Pada saat ini kloramfenikol
dilarang ditambahkan pada makanan hewan karena akan mengkontaminasi daging
hewan yang pada akhirnya akan membahayakan konsumen.
7. Minyak
nabati yang dibrominasi
Minyak
nabati yang dibrominasi adalah bahan tambahan pangan yang digunakan sebagai
stabiliser dan pengemulsi pada minuman ringan. Penelitian menunjukkan bahwa
pada tikus yang diberi ransum minyak yang dibrominasi menyebabkan kematian.
8. Nitrofurazon
Nitrofurazon
adalah antibiotik yang sering digunakan sebagai salep atau obat luar.
Nitrofurazon yang dicampurkan dalam pakan ayam menunjukkan potensi pemicu
kanker.
9. Formalin
Formalin
merupakan bahan pengawet yang paling banyak disalahgunakan untuk produk pangan.
Formalin dapat digunakan sebagai antiseptik, desinfektan dan pengawet dalam
biologi. Dalam dosis kecil (<1%) digunakan untuk perawat sepatu, lilin,
shampo mobil. Kenyataan formalin masih digunakan pada pengolahan tahu, bakso,
mie basah, pengering ikan, dll. Formalin akan menyebabkan sakit perut, depresi
susunan syaraf, karsinogenik.
10. Kalium
Bromat
Pada
mulanya kalium bromat digunakan untuk memperbaiki tepung yang dapat mengeraskan
kue. Kalium bromat pada akhirnya telah dilarang pada beberapa negara karena dianggap
bersifat karsinogenik.
Sumber: Diklat Pembekalan Mahasiswa TPL dari Balai
Besar Industri Agro, 2010
0 komentar:
Posting Komentar